Jakarta (ANTARA) – Hari Raya Idul Fitri, atau yang sering disebut Lebaran, merupakan momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Perayaan ini jatuh pada tanggal 1 Syawal dalam kalender Hijriah, sekaligus menjadi tanda berakhirnya bulan suci Ramadhan.
Bagi keluarga Muslim, Idul Fitri memiliki makna mendalam karena menjadi kesempatan untuk berkumpul kembali, saling memaafkan, serta merayakan keberhasilan dalam menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Tradisi seperti saling berkunjung, memberikan ucapan selamat, serta berbagi hidangan khas Lebaran semakin mempererat hubungan sosial.
Dengan hati yang bersih dan penuh rasa syukur, umat Muslim merayakan hari kemenangan ini sebagai bentuk refleksi atas perjalanan spiritual selama Ramadhan. Lebaran bukan sekadar perayaan, tetapi juga simbol dari kebersamaan, kasih sayang, dan keharmonisan yang terus dijaga.
Baca juga: Daftar lokasi rest area di sepanjang Pulau Jawa 2025
Berikut ini beberapa makna yang khas dari perayaan Lebaran:
Makna Lebaran yang khas dalam perayaan Idul Fitri
1. Mempererat silaturahmi
Dalam ajaran Islam, menjaga hubungan baik dengan keluarga dan sesama merupakan hal yang dianjurkan. Lebaran menjadi momen istimewa untuk mempererat silaturahmi dengan saling berkunjung. Lewat tradisi ini, keluarga, saudara, serta teman bisa bertukar kabar, memperkuat ikatan emosional, dan menciptakan suasana yang lebih harmonis.
2. Berbagi kebahagiaan
Hari Raya Idul Fitri dipenuhi dengan kebahagiaan dan kehangatan. Saat bertemu dengan orang-orang terdekat, kita dapat saling berbagi cerita, mengucapkan doa, serta memberikan dukungan moral. Kebersamaan ini menumbuhkan rasa syukur dan mempererat ikatan sosial di antara sesama.
3. Meningkatkan rasa kepedulian
Selain memperkuat hubungan keluarga, Lebaran juga menjadi ajang untuk menunjukkan solidaritas kepada sesama, terutama mereka yang kurang beruntung. Dengan mengunjungi atau berbagi rezeki kepada tetangga dan kerabat yang membutuhkan, kita menanamkan nilai kepedulian dan empati, sebagaimana yang diajarkan dalam Islam.
Baca juga: Asal-usul sejarah ketupat yang jadi hidangan khas saat Idul Fitri
4. Menjaga warisan budaya
Tradisi saling berkunjung saat Lebaran merupakan bagian dari warisan budaya yang telah berlangsung turun-temurun. Kebiasaan ini tidak hanya mempererat hubungan antar generasi, tetapi juga menjaga nilai-nilai luhur seperti kebersamaan, kerukunan, dan saling menghormati.
5. Mengungkapkan rasa syukur
Lebaran juga menjadi waktu yang tepat untuk bersyukur atas segala nikmat dan keberkahan yang telah diterima selama Ramadhan. Momen ini menjadi pengingat bahwa setelah sebulan penuh menahan diri, saatnya merayakan keberhasilan dalam menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan.
6. Saling memaafkan dan berbagi rezeki
Idul Fitri dikenal sebagai hari kemenangan, di mana setiap orang dianjurkan untuk saling memaafkan dan melupakan kesalahan yang lalu. Dengan hati yang bersih, hubungan dengan keluarga dan sahabat menjadi lebih harmonis. Selain itu, tradisi memberikan hadiah atau uang Lebaran kepada anak-anak juga menjadi bentuk kebahagiaan yang dibagikan di hari istimewa ini.
7. Pesan kesejahteraan dan keharmonisan
Lebaran tidak hanya menjadi ajang berkumpul, tetapi juga menyampaikan pesan tentang kebersamaan, kasih sayang, serta kesejahteraan bagi semua. Dengan saling mendukung dan mendoakan kebaikan satu sama lain, Lebaran menjadi momen yang membawa ketenangan dan kebahagiaan bagi banyak orang.
Pada akhirnya, Lebaran bukan hanya sekadar tradisi tahunan, tetapi juga anugerah yang mengajarkan nilai-nilai penting dalam kehidupan. Di tengah kesibukannya setiap orang, momen ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hubungan baik dengan keluarga dan sesama.
Baca juga: Mengapa Idul Fitri jadi tradisi waktu terbaik untuk memaafkan?
Baca juga: Agar tetap sehat, begini cara santap makanan bersantan saat Lebaran
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025