Jakarta (ANTARA) – Mandi sunnah Idul Fitri adalah amalan yang dianjurkan bagi umat Islam sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri. Mandi ini bertujuan untuk membersihkan diri secara fisik maupun spiritual, sebagai bentuk persiapan menyambut hari kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.
Mandi sunah Idul Fitri juga disertai dengan keramas atau mencuci rambut, sebagaimana sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Hukum mandi sunnah Idul Fitri adalah sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Baik laki-laki maupun perempuan, termasuk anak-anak yang sudah mengerti, disarankan untuk melaksanakan mandi sunnah ini. Bahkan, wanita yang sedang dalam masa haid atau nifas serta orang sakit yang tidak bisa melaksanakan shalat Idul Fitri tetap dianjurkan untuk mandi sunnah Idul Fitri.
Dalil anjuran mandi sunnah Idul Fitri
Anjuran mandi sunnah Idul Fitri ini didasarkan pada riwayat dari sahabat Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, yang diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitabnya, Al-Muwatha’:
ﺭﻭﻯ ﻣﺎﻟﻚ ﺃﻥ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ اﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻳﻐﺘﺴﻞ ﻳﻮﻡ اﻟﻔﻄﺮ، ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﻐﺪﻭ ﺇﻟﻰ اﻟﻤﺼﻠﻰ
“Imam Malik meriwayatkan bahwa Ibnu Umar mandi keramas saat Idul Fitri sebelum berangkat ke tempat shalat.” (Kitab Al-Muwatha’)
Baca juga: Mengenal takbir Mursal dan Muqayyad, sunnah di Hari Raya Lebaran
Kapan waktu yang tepat untuk mandi sunnah Idul Fitri?
Terkait waktu pelaksanaannya, Syekh Al-Ghazali dalam berbagai literatur menyebutkan bahwa mandi sunnah Idul Fitri dapat dilakukan sejak setelah Subuh hingga sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Namun, menurut Syekh al-Baijuri dalam kitab Hasyiyatu Asy-Syaikh Ibrahim al-Baijuri, mandi sunnah Idul Fitri sudah boleh dilaksanakan sejak tengah malam tanggal 1 Syawal.
ويدخل وقت هذا الغسل بنصف الليل
“Waktu masuknya mandi sunnah (Idul Fitri/Idul Adha) adalah pada tengah malam.”
Kendati demikian, waktu terbaik untuk melaksanakan mandi sunnah Idul Fitri adalah setelah terbit fajar hingga sebelum shalat Idul Fitri dimulai. Hal ini dijelaskan oleh Syekh Sulaiman al-Bujairimi dalam kitab Tuhfah al-Habib ‘Ala Syarh al-Khathib.
Niat mandi sunnah Idul Fitri
Berikut adalah lafal niat mandi sunnah Idul Fitri yang bisa diucapkan:
نَوَيْتُ غُسْلَ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla li ‘îdil fithri sunnatan lillâhi ta’âlâ
Artinya: “Aku niat mandi Idul Fitri, sunnah karena Allah ta’ala.”
Melaksanakan mandi sunnah Idul Fitri dengan niat yang benar diharapkan dapat menambah keberkahan dalam menyambut hari raya Idul Fitri, memperkuat makna kesucian diri, serta sebagai simbol kesiapan untuk merayakan kemenangan setelah sebulan berpuasa.
Baca juga: Alasan Rasulullah SAW mengonsumsi kurma dalam jumlah ganjil
Baca juga: Panduan amalan sunnah di Hari Raya Idul Fitri, lengkap dengan dalilnya
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025