Jakarta (ANTARA) – Dalam masyarakat Muslim di Indonesia, terdapat beberapa istilah untuk menyebut pemuka agama, di antaranya adalah ustadz dan kyai. Kedua istilah ini sering kali terdengar dalam percakapan sehari-hari, namun tidak jarang penggunaannya masih rancu dan dianggap saling tumpang tindih.
Artikel kali ini akan membahas perbedaan mendasar antara ustadz dan kyai dalam konteks Islam di Indonesia, mengutip berbagai sumber:
Baca juga: Film “172 Days” siap tayang di bioskop 23 November 2023
Pengertian Ustadz
Secara umum, ustadz adalah sebutan bagi seseorang yang mengajar agama Islam, baik di lembaga formal maupun nonformal. Istilah ini sering digunakan untuk menyebut guru agama, penceramah, atau pengajar Al-Qur’an di masjid, sekolah, atau majelis taklim.
Di Indonesia, istilah ustadz cenderung fleksibel dan bisa disematkan kepada seseorang yang memiliki pengetahuan agama meski tidak memiliki gelar akademis formal dalam ilmu agama.
Namun, secara etimologis, kata ‘ustadz’ berasal dari bahasa Arab dan memiliki arti yang lebih tinggi dan formal di negara-negara Timur Tengah.
Di negara-negara Arab, istilah ustadz lebih banyak digunakan di lingkungan akademis dan biasanya merujuk kepada profesor atau seseorang yang memiliki gelar doktor (S3) dalam bidang ilmu agama. Oleh karena itu, penggunaan istilah ustadz di Indonesia tidak sepenuhnya sejalan dengan makna asalnya di negeri Arab.
Pengertian Kyai
Berbeda dengan ustadz, istilah kyai merupakan istilah khas Indonesia, terutama di pulau Jawa. Kyai umumnya merujuk kepada tokoh agama yang dihormati, memiliki pemahaman agama yang mendalam, dan sering kali memimpin atau mengasuh pondok pesantren.
Para kyai biasanya dianggap memiliki kewibawaan dan kharisma yang tinggi serta menjadi panutan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, tidak hanya dalam hal agama.
Selain itu, gelar kyai tidak diberikan melalui jalur akademis formal, melainkan berdasarkan pengakuan masyarakat atas ilmu, kebijaksanaan, dan keteladanan yang dimiliki. Menariknya, istilah kyai di Jawa juga dapat merujuk pada benda-benda pusaka yang dianggap sakral, seperti keris atau gamelan tua, yang menunjukkan makna penghormatan tinggi terhadap tradisi.
Baca juga: Daftar ustadz populer Indonesia, berikut profil singkatnya
Perbedaan mendasar
Secara umum, perbedaan mendasar antara ustadz dan kyai dapat dilihat dari cakupan penggunaannya:
- Ruang lingkup: Ustadz dapat mengajar di berbagai lembaga pendidikan, formal dan nonformal, sementara kyai lebih sering berperan dalam konteks pesantren.
- Pengakuan masyarakat: Ustadz bisa merujuk pada seseorang dengan pengetahuan agama yang memadai, sedangkan kyai dianggap memiliki kedalaman ilmu dan kharisma yang diakui masyarakat luas.
- Latar belakang: Ustadz lebih sering dikaitkan dengan kompetensi akademis dalam pengajaran agama, sedangkan kyai didasarkan pada pengakuan kultural dan tradisi lokal.
Meskipun ustadz dan kyai sama-sama merupakan sosok yang dihormati dalam masyarakat Muslim di Indonesia, keduanya memiliki karakteristik dan makna yang berbeda. Ustadz lebih mengarah kepada pengajar agama secara umum, sedangkan kyai memiliki posisi lebih spesifik sebagai tokoh agama yang dituakan dan dihormati di lingkungan pesantren, khususnya di tanah Jawa.
Pemahaman yang tepat terhadap istilah-istilah ini diharapkan dapat membantu dalam menghormati peran masing-masing pemuka agama dalam kehidupan beragama di masyarakat.
Baca juga: LazisNU dan BPKH kirim dai ke pelosok Nusantara serta beberapa negara
Baca juga: Ustadz Basyir ungkap tantangan dakwah di negara sekuler
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025